Definisi Linguistic dan Cakupanya



Ahmad Ismail M. Ag
Ahli Bahasa Arab, Defenisi Linguistic berarti ilmu bahasa. Ilmu bahasa adalah ilmu yang objeknya bahasa. Bahasa disini maksudnya adalah bahasa yang digunakan sehari-hari (atau fenomena lingual). Karena bahasa dijadikan objek keilmuan maka ia mengalami pengkhsusan, hanya dianggap yang relevan saja yang diperhatikan (diabstraksi). Jadi yang diteliti dalam linguistic atau ilmu bahasa adalah bahasa sehari-hari yg udah di abstraksi, dengan demikian anggukan, dehem, dan semacamnya bukan termasuk objek yang diteliti dalam linguistic. 
     Linguistic modern bersal dari Ferdinand de Saussure, yg membedakan langue, langage, dan parole (verhaar, 1999:3). Langue dalah salah satu bahasa sebagai suatu system, seperti bahasa.indo, inggris. Langage berarti bahasa sebagai sifat khas manusia, sedangkan parole adalah bahasa sebagamana dipakai secara konkret ( dalam bahasa indo ke3 istilah tadi disebut bahasa saja dan mengacu pada konsep yang sama). Sejalan dengan hal diatas, Robins (1992:55) mengatakan bahwa langue merupakan struktur leksikal, gramatikal dan fonologis sebuah bahasa, dan struktur ini sdh tertanam dlm pikiran penutur asli pada masa kanak2 sbg hasil kolektif masy bahasa yg dibyangkan sbg suatu kesatuan supraindividual. Dalam menggunakan bahasanya, penutur bs berbicara didalam lingkup langue ini; apa yg sbenarnya yg diucpkannya adalah parole, dan satu-satunya kendali yang dapat diatur adalah kapan dia harus berbicara dan apa yg harus ia bicarakan. Kaidah leksikal, gramatikal, dan fonilogis tlah dikuasai dan dpakai, dan kaidah tersebut mnemukan ruang lingkup plihan yang dapat dibuat oleh penutur. Pembedaan ini seperti apa yg dibuat Chomsky, yaitu antara competence (apa yang secara intuisi diketahui penutur tentang bahasanya) dan performance ( apa yg dilakukan penutur ketika dia menggunakan bahasanya). 
      Ilmu linguistic sendiri sering disebut linguistic umum, artinya ilmu linguistic tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja tetapi juga menyangkut bahasa pada umumnya. Dengan memakai istilah de Saussure, dapat dirumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya meneliti slh satu langue saja, ttp juga langage, yaitu bahasa pada umumnya. Sedangkan linguistik teoritis memuat teori linguistik, yang mencangkup sejumlah sub-bidang, seperti ilmu tentang struktur bahasa (pembentukan dan perubahan kata) dan sintaksis ( aturan yg menentukan bagaimana kata-kata digabungkan kedalam frasa/ kalimat). Selain itu, dalam bagian ini juga ada fonologi atau ilmu tentang sistem bunyi dan satuan bunyi yg abstrak, dan fonetik,, yg berhubungan dg properti aktual seperti bunyi bahasa atau speech suond (phone) dan bunyi non-speech sound, dan bagimana bunyi-bunyi tersebut dihasilkan dan didengar menurut verhar (1999:9), setiap ilmu pengetahuan basanya terbagi atas beberapa bidang bawahan, misalnya ada linguistik antropolgis atau cara penyelidikan linguistik yg dimanfaatkan ahli antropologi budaya, ada sosiolinguistik untuk meneliti bagaimana dalam bahasa tu dicerminkan hal-hal sosial dalam golongan penutur tertentu. Tetapi bidang-bidang bawahan tersebut mengandakan adanya pengetahuan linguistik yg mendasari. 
      Bidang yg mendasari itu adalah bidang yg menyangkut struktur dasar tertentu, yaitu struktur bunyi bahasa yg bidangnya dsebut fonetik dan fonologi; struktur kata/morfologi; struktur antar kata dalam kalimat/sintaksis; maslah arti atau makna yang bidangnya disebut semantik; hal-hal yang menyangkut siasat komunikasi antar orang dalam parole atau pemakaian bahasa, dan menyangku juga hubungan tuturan bahasa dengan apa yg dbicarkan, atau dsebut pragmatik. Semakin melebarnya tantangan untuk studi dan analisis mengenai kebahasaan, membuka sebuah wawasan pemikiran dan pertanyaan, sampai sejauh mana ilmu linguistik berkembang?
1.      Cakupan studi linguistik
     Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai “ilmu bahsa” atau studi ilmiah mengenai bahasa (Matthews:1997). Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik murni, linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Linguistik terapan mcakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain2. Beberapa bidang tersebut djelaskan dalam subbab berikut ini:
         1.1 fonetik
    Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil secara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional shgga memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin dan then, dan antar they dan day, sedangkan dalam bahasa indonesia tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang indonesia dapat mngucapkan kdua bunyi tersebut dengan tepat, abjad fonetik internasional, yg didukung oleh lab fonetik, departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari untuk semua pemimpin, khususnya pemimpin negara, dengan kemampuan pembaca abjad fonetik secara tepat, seseorg dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jka seorang pemimpin di indonesia mengadakan kunjungan ke china, ia ckup meminta staffnya u mnterjemahkan pidatonya ke bahsa china dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehigga ia dapat memberikan pidato dalam bhsa china dengan ucapan yang tetap. Salah seorang pemimpin yg tlah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah Paus Yohanes Paulus II. 
1.2  fonologi
mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misal dalam bahasa inggris ada gugus konsonan yg secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa inggris, namun gugus konsonan tsb mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh pnutur asli bahsa lain yg sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tsb, contoh sderhana adalah pengucapan gugus’ng’ pada awal kata, hanya berterima dlm sistem fnologis bahasa indo, namun tidak berterima dlm sistem fonologis bhsa inggris. Kemaknawian utama dr pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalm pemberiana nama untuk suatu produk, khususnya yg akan dipasarkan didunia internasional. Nama produk tsb tentunya akan lbh baik jika disesuaikan dg sistem fonologis bhsa inggris, sbg bahasa internasional.
1.3  morfologi
morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai pembandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia) perlu memahami zat apa yg dapat bercampur dg suatu zat tertentu u menghasilkan obat flu yg efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bhs inggris perlu memahami imbuhan apa yang dpat direkatkan dg suatu kata tertentu utk menghasilkan kata yg benar. Misalnya akhiran –en dpat direkatkan dg kta sifat dark untuk mbentuk kata darken namun tidak dapat direkatkn dg kta green.
1.4  sintaksis
analisis sintaksis mengacu pda analisis frasa dan kalimat. Salah satu kemaknawiaanya adalah perannya dlm perumusan peraturan perundang-undangan. Beberapa teori sintaksis dapat menunjukkan apakah suatu kalimat atau frasa dlm suatu peraturan perundang-undangan bersifat ambigu (bermakna ganda atau tidak). Jika bermakana ganda, tentunya perlu ada penyesuaian tertentu sehingga peraturan perundang-undangan tsb tdk disalahartikan baik scr sengaja atau tidak. 

Oleh: Ahmad Ismail M. Ag

Sukron Kasir

1 تعليقات

Silahkan tinggalkan komentar..

إرسال تعليق

Silahkan tinggalkan komentar..

أحدث أقدم